Operator Turunkan Tarif BlackBerry

Sejumlah operator seluler di Indonesia mulai menurunkan tarif langganan untuk akses layanan BlackBerry miliknya. Apakah ini imbas dari persaingan ketat untuk mengakuisisi pelanggan baru, atau karena pasar BlackBerry mulai jenuh? Baru-baru ini, Axis dari Natrindo Telepon Seluler menurunkan tarif BlackBerry Unlimited miliknya dari tarif Rp 120 ribu per bulan menjadi Rp 79 ribu. Head of Corporate Communication Axis, Anita Avianty, memastikan penurunan tarif yang mencapai 33,3% itu bukan sekadar tarif promosi.

"Ini tarif tetap. Semua pelanggan existing maupun baru bisa menikmati layanan dengan tarif tak tertandingi dari Axis," paparnya kepada detikINET, Senin (5/7/2010).

Kata Anita, dari total 6 juta pelanggan seluler yang dilayani Axis, saat ini ada 50 ribu pelanggan yang menggunakan akses BlackBerry. Pelanggan Axis dilayani melalui 4500 base transceiver station (BTS) di Pulau Jawa.

Untuk pelanggan yang ada di Sumatera, Axis menyewa jaringan milik XL Axiata. "Juli ini kami juga akan buka layanan di Kalimantan dan Sulawesi," tambah Anita.

Tren penurunan tarif langganan BlackBerry mulai digencarkan operator sejak Hutchison CP Telecom membanting tarif BlackBerry untuk Tri (3). Lewat iklan yang dibintangi Agnes Monica, salah satu penyanyi papan atas negeri ini, Tri merilis tarif unlimited Rp 88 ribu.

Tak lama kemudian, banyak operator yang akhirnya berlomba-lomba menurunkan tarif BlackBerry-nya. Mulai dari XL kemudian Telkomsel. XL menurunkan tarif langganan bulanannya dari Rp 150 ribu menjadi Rp 99 ribu. Namun itu hanya tarif promosi.

Sementara Telkomsel sudah dua kali menurunkan tarifnya. Dari sebelumnya Rp 180 ribu menjadi Rp 150 ribu, kini BlackBerry Unlimited Telkomsel diturunkan lagi menjadi Rp 70 ribu per bulan untuk tarif bulan kedua, ketiga, dan keempat setelah berlangganan paket Rp 120 ribu di bulan pertama.

Penurunan tarif BlackBerry operator sempat dikritisi pengamat telematika Ventura Elisawati karena dikhawatirkan bisa berimbas pada penurunan kualitas layanan. "Tarif murah memang cara jitu untuk menjaring pelanggan baru. Setelah pelanggannya bertambah banyak, layanan bisa diduga menjadi lelet. Maklum, BlackBerry cukup rakus mengonsumsi bandwidth."

Namun pengamat pemasaran Guntur Siboro menilai strategi operator dalam menurunkan tarif BlackBerry memang wajar diberlakukan di industri telekomunikasi."Operator kerap dituntut untuk bekerja dan menunjukkan performa baik setiap triwulan. Dan penurunan tarif merupakan langkah yang paling mudah, tak perlu banyak effort banyak untuk mikir," kata Guntur.

Bagi operator besar seperti Telkomsel, XL, dan Indosat, penurunan tarif memang sudah sewajarnya dilakukan sejak lama. Namun bagi operator yang masih kecil seperti Tri dan Axis, kata pengamat lainnya, dibanding memikirkan akuisisi pelanggan mereka disarankan untuk memperbaiki kapasitas jaringan.

"Pasar belum jenuh, akuisisi masih bisa. Namun sangat disayangkan jika pemain kecil ikut-ikutan perang harga cuma untuk akuisisi pelanggan sebanyak-banyaknya saja. Lebih baik bermain di aplikasi yang punya value for money sembari memperbaiki jaringan, terutama untuk indoor coverage," tandasnya.

Sumber : http://www.detikinet.com/read/2010/07/05/083428/1392781/328/operator-turunkan-tarif-blackberry/?i991101105