Mobil Tawon Siap Diproduksi Massal

Pemerintah menjawab tantangan pasar teknologi otomotif masa depan yang ramah lingkungan. Walaupun belum cukup maksimal, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mengembangkan mesin untuk mobil nasional Tawon. Saat ini pengembangan sudah memasuki tahap akhir dan siap untuk memasuki produksi massal. Mobnas Tawon ini mulai dari rancang bangunnya, desain, prototipe sampai tahap produksi sepenuhnya dibuat dari bahan yang berada di dalam negeri.

"Mesin tersebut sudah mulai diproduksi dan telah menghasilkan sekitar 15 mesin, dan hasil mesinnya bagus, karena kualitasnya sama dengan mesin yang diuji di laboratorium," kata Perekayasa Utama BPPT, Dr. I Nyoman Jujur usai mengkuti siaran iptek voice di Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta, Jumat (6/8).

Nyoman menjelaskan, konsep mobil nasional Tawon tersebut sebetulnya sudah dimulai tiga tahun belakangan ini. BPPT lebih fokus mengembangkan mesin. Sedangkan risetnya sendiri telah dilakukan dan hampir memakan waktu 9 tahun melalui kegiatan riset unggulan strategis nasional (Rusnas).

Mesin Tawon tersebut lebih irit jika dibandingkan dengan mesin-mesin mobil lain. Selain menggunakan bahan bakar gas (BBG), mesin Tawon juga sudah diuji di laboratorium. Komposisi rancangan mesin itu kemudian disetting dengan kondisi terbaik, serta terbuat dari bahan alumunium. Hasilnya berupa mesin yang ringan namun menghasilkan tenaga tinggi. "Cocok digunakan di desa-desa. Misalnya kalau muatannya melebihi kapasitas mesin tersebut lebih kuat untuk menahan beban," ujar Nyoman berpromosi.

Mesin Tawon dikembangkan dengan bahan alumunium. Karena industri alumunium di Indonesia sangat memadahi. Disamping itu, bahan bakunya juga tersedia di dalam negari sehingga relatif tidak ada masalah. Saat ini, pihaknya sudah bekerjasama dengan Pemda Tegal untuk memenuhi ketersediaan bahan baku. Pemerintah juga memfasilitasi dengan industri lokal di daerah tersebut, karena industri logam di Tegal punya potensi yang baik.

Mesin Tawon dikembangkan dalam kapasitas 500 cc, dan kedepan akan terus dikembangkan hingga 1.000 cc. Dengan penguasaan teknologi mesin tersebut, diharapkan akan bisa terus berkembang guna menghasilkan mesin-mesin dengan cc yang lebih besar. Karena yang krusial adalah upaya penguasaan teknologi terkait dengan manufakturnya, desain, dan pengujiannya.

"Kalau tiga hal tersebut sudah dikuasai, kita kembangkan terus kearah mesin yang lebih besar, sehingga dapat memenuhi kebutuhan- kebutuhan mesin yang lain, yang pada akhirnya tidak lagi tergantung dengan luar negeri untuk kebutuhan mesin-mesin lokal," ungkapnya.


Source : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4950016