Ternyata Mukjizat Nabi Musa itu Ilmiah!

Dan Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).”

(QS. Thaha [20] : 77)

Maka Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka. (QS 20:78)Lalu kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.

(QS. As-Syu’araa [26] : 63)

Anda mungkin masih ingat dengan kisah Nabi Musa yang bersama kaumnya diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan Mesir. Ketika telah sampai di tepi Laut Merah, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya hingga laut luas yang berada di hadapan mereka terbelah membentuk jalan dengan dua dinding air yang tinggi.

Pernahkah anda membayangkan betapa dahsyatnya kejadian tersebut?

Menurut sejarah, peristiwa itu terjadi sekitar 3500 tahun yang lalu. Ada beberapa pakar yang telah mencoba untuk meneliti kembali peristiwa ini berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada.

Baiklah, sekarang mari kita coba untuk melihat lebih jauh ke lokasi tempat Nabi Musa dan para pengikutnya menyeberang menurut para ahli tersebut. Lokasi penyeberangan diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuwaybi. Kedalaman maksimum perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya mencapai 1500 meter. Kemiringan laut dari Nuwaybi ke arah Teluk Aqaba sekitar 1/14 atau 4 derajat, sementara itu dari Teluk Nuwaybi ke arah daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 derajat. Jarak antara Nuwaybi ke Arab sekitar 1800 meter (menurut peta dari MSN Encarta bahkan sekitar 10 km). Lebar lintasan dimana laut terbelah diperkirakan 900 meter.

Dapatkah anda membayangkan berapa gaya yang diperlukan untuk dapat menyibakkan air laut hingga memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman perairan yang rata-rata mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan? (menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk menyeberang sekitar 4 jam).

Menurut sebuah perhitungan diperkirakan diperlukan tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara dengan tekanan yang kita terima jika menyelam di laut hingga kedalaman 280 meter. Atau jika kita kaitkan dengan kecepatan angin, maka akan melebihi kecepatan angin pada saat terjadi Hurikan. Atau jika mengacu kepada perhitungan seorang pakar dari Rusia yang bernama Volzinger, diperlukan hembusan angin dengan kecepatan konstan 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam. Sungguh dahsyat bukan? Allah Maha Besar.

Lanjutkan dengan artikel versi lain, yang tak kalah menarik di bawah ini...

Benar-benar Ilmiah!

Tentunya kita masih ingat tentang kisah Nabi Musa a.s. dan Fir’aun, di mana puncak kedhaliman Fir’aun adalah peristiwa terbelahnya Laut Merah. Menurut Ilmu Astronomi, kita bisa mengetahui kapan peristiwa itu terjadi dan apa penyebab terbelahnya Laut Merah.

Tepat ketika 4000 SM—ketika ditelusuri dari kandungan garam yang ada di mumi Fir’aun diperoleh angka tahun yang sangat teliti dan itu memang sama—Venus masih tidak stabil dan orbitnya akan mendekati Bumi dalam jarak kurang dari radius Bumi.

Prosesnya sendiri berlangsung sekitar 4 bulan dan puncaknya selama kurang lebih 3-6 jam. Ketika Venus mulai mendekati Bumi, siang dan malam Bumi menjadi lebih cepat. Saat itu, bertepatan saat Fir’aun membangun menara tertinggi untuk mengetahui Tuhan-nya Musa, sehingga tercatat menara itu adalah menara terlama yang pernah dibangun manusia. Padahal, memang siang dan malamnya ½ kali lebih cepat dari biasanya.

Kemudian ketika Nabi Musa a.s. lari menuju Laut Merah, Venus sedang benar-benar dalam jarak terdekat dengan Bumi. Saat itu digambarkan bagaimana ketakutan umat Nabi Musa melihat alam berwarna merah dan hitam berubah-ubah. Mereka mengira itu adalah kutukan Fir’aun yang memang dianggap “Tuhan”, akan tetapi itu adalah garis medan magnet yang sangat kuat antara Bumi dan Venus, sedang perpotongannya ada di Jazirah Mesir.

Nabi Musa a.s. dan pengikutnya bingung karena saat itu di depan mereka Laut Merah dan di belakangnya Fir’aun beserta bala tentaranya. Ketika Allah mewahyukan, “Ketukkan tongkatmu, ya Musa!” dan Musa melakukannya, laut pun akhirnya terbelah.

Sesungguhnya itu adalah tepat ketika kedua kutub medan magnet Bumi dan Venus bertabrakan. Tabrakan tersebut menimbulkan titik potong, sehingga kutub magnet utara dan selatan Bumi tertarik sampai ke permukaan. Daerah perpotongan tersebut menjadi daerah hampa benda, dan subhanallah semuanya tepat terjadi di Laut Merah.

Saat itu air laut seperti dinding yang bergejolak, suhunya tinggi serta mempunyai kadar garam yang naik hampir 500% dari normalnya. Hal itu terjadi sekitar 3-4 jam saja karena sesudahnya Venus terlempar kembali menuju orbit yang semula dengan kecepatan 20 kali rotasinya. Waktu selama itu cukup bagi seorang pelari untuk menyeberangi Laut Merah.

Setelah terlemparnya Venus, akhirnya Laut Merah kembali dalam kondisi semula sehingga digambarkan peristiwa tersebut dalam Al-Qur’an,

“… dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya ....”

Dan Fir’aun bukannya tidak bisa berenang, hanya saja suhu dan gelombang (diperkirakan tsunami besar) centroid—jika di Aceh tsunami uncentroid karena mengarah ke pinggir—menjadikan mereka semua tewas.

*****

Yang menjadi pelajaran adalah:

1. Jika saat itu Nabi Musa a.s. tidak melemparkan tongkatnya, maka kejadian tadi tetap akan terjadi. Jadi, hal itu memang sudah persiapkan Allah swt., dan Nabi Musa a.s. bisa ‘mengisi’-nya dengan kebaikan.

2. Jika saat itu Nabi Musa a.s. mengambil jalan agak ke pinggir, maka Nabi Musa a.s. pasti akan terlempar jauh oleh medan magnet yang kuat. Jadi, memang sejak semula Allah swt. mewahyukan agar jalur Nabi Musa a.s. tepat di perbatasan medan magnet, suatu perkiraan langit yang sangat teliti.

3. Prediksi Venus akan melenceng sudah dimulai ketika orbitnya tidak sempurna dan itu mulai terbentuk sejak 40.000 tahun bumi sebelumnya. Ini berarti kejadiaan alam itu memang telah Allah swt. rincikan sebelumnya.

4. Jika saja Fir’aun tidak mengikuti Nabi Musa a.s., dan tidak ada adegan kejar-mengejar tadi, maka kejadian terbelahnya Laut Merah tetap akan terjadi. Tinggal masalahnya kemungkinan peristiwa apa yang akan dilakukan oleh Nabi Musa a.s. dan Firaun saat itu memang tidak pernah kita ketahui, karenanya Allah selalu mengatakan, “Agar dengan semua itu Kami (akan) melihat (siapa) di antaramu yang paling baik amalnya .…”
Demikianlah, tinjauan Ilmu Astronomi tentang peristiwa terbelahnya Laut Merah. Semoga bisa menambah kadar keimanan kita pada-Nya. Wallahua'lam.

sumber :http://malkashadiq.multiply.com/journal/item/1