Wisata Gunung Kawi memang menyimpan misteri tersendiri bagi para pengunjungnya. Gunung dengan ketinggian sekitar 2.551 mdpl, terletak di daerah Malang, Jawa Timur. Tempat ini memiliki daya tarik magis bagi kebanyakan masyarakat Tionghoa dan orang pribumi yang menginginkan berkah terkabulnya keinginan.
Objek wisata Kawi memiliki keindahan alam pegunungan. Keunikannya adalah pemandangan bangunan penduduk Gunung Kawi yang mengingatkan pada negeri Tiongkok lama. Terlihat deretan bangunan khas Tiongkok dengan kesibukan rutinitas kegiatan kepercayaan dan ekonomi.
Gunung Kawi sendiri dikenal sebagai tempat wisata utama bagi kalangan Tionghoa. Beberapa tempat istimewa dan dikeramatkan, juga banyak dikunjungi oleh wisatawan. Di antaranya adalah:
Padepokan Eyang Sujo dan Eyang Jugo
Rumah tempat penyimpan barang-barang peninggalan Eyang Sujo, seperti bantal tidur dan bantal guling yang terbuat dari batangan pohon kelapa. Senjata tombak yang diyakini berasal dari masa peperangan Pangeran Diponegoro.
Kedua tokoh keramat ini dikuburkan bersama pada 1 liang lahat. Mereka dikenal sebagai Kyai Zakaria II (wafat 1871), atau Eyang Jugo. Dan Raden Mas Iman Sudjono (wafat 1876) atau Eyang Sujo. Keduanya adalah tokoh bhayangkara dari pasukan Pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro tertangkap pemerintah kolonial dan diasingkan ke daerah Makasar. Maka keduanya mengasingkan diri dan hidup bersama penduduk Gunung Kawi.
Mengabdi ke masyarakat melalui dakwah Islam dan pendidikan. Diajarkan pendidikan moral dalam tradisi kejawen. Diberikan pula ilmu beladiri khas kanuragan. Penduduk dibimbing untuk bercocok tanam dengan baik. Serta diajarkan pula berbagai pengobatan tradisional.
Ritual Peringatan
Pengabdian dan kegiatan mereka kemudian tersebar ke wilayah Malang dan Blitar. Banyak penduduk yang menjadi murid padepokan. Hingga saat ini, banyak keturunan, murid padepokan, pengikut, dan penziarah memperingati jasa mereka.
Upacara peringatan dilakukan setiap malam Jumat (Legi) dan setiap tanggal satu bulan Muharram (Suro). Ritual dipimpin oleh juru kunci atau kuncen makam. Kuncen makam harus berasal dari keturunan keluarga Eyang Jugo atau Eyang Sujo. Digelar berbagai macam upacara, salah satunya adalah tahlil akbar.
Pohon Dewandaru
Sebuah pohon yang diyakini ditanam oleh Eyang Jugo dan Eyang Sujo, sebagai simbol keamanan daerah Kawi. Dewandaru memiliki makna kesabaran. Diyakini sebagai pohon keberuntungan. Kalangan Tionghoa menyebutnya sebagai Pohon Dewa atau shian-to.
Para peziarah harus sabar menunggu di bawah pohon agar daun, dahan, atau buah jatuh. Ketiga bagian pohon ini dianggap memiliki kekuatan magis. Mampu menjadi azimat perantara mendapat limpahan kekayaan. Benda-benda ini, biasanya dibungkus dengan selembar uang dan diletakan pada dompet.
Tapi jangan salah, arti kesabaran pada pohon ini karena penziarah harus menunggu berjam-jam, berhari-hari, bahkan berminggu-minggu agar bisa kejatuhan perantara itu. Harus selalu siap sedia serta waspada, karena pasti akan berebut dengan penziarah lain untuk mendapatkannya.
Maka, daerah wisata Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat pesugihan bagi orang-orang yang meyakininya. Sementara bagi para budayawan Jawa, Gunung Kawi merupakan salah satu tempat pelestarian tradisi dan budaya Kejawen. Karena ajaran-ajaran Kejawen sangat kental dalam kehidupan masyarakat Gunung Kawi.
Unik memang, karena kedua tokoh Gunung Kawi berlatar belakang Islam. Tetapi dalam perkembangannya berdampingan dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia, khususnya kepercayaan Kong Hu Cu.
Pusat Keramaian
Pada hari pasaran Jawa, seperti Senin Pahing, Jumat Legi, Satu Syuro, Tahun Baru, dan Lebaran. Gunung Kawi akan menjadi gunung yang sangat ramai. Malamnya ibarat pasar malam dalam suatu festival. Lautan manusia berjubel di objek wisata ini. Bahkan, setiap harinya akan datang berkelompok ratusan orang dari kalangan Tionghoa.
Semua pengunjung naik ke Gunung Kawi, terutama menuju pusat wisata yang berada sekitar satu kilo meter dari gerbang masuk. Tempat tujuan utama adalah makam keramat Eyang Jugo dan Eyang Sujo. Serta tempat ibadah kelenteng dengan segala ritual khas kepercayaan Kong Hu Cu.
Sarana Penginapan
Wisata Gunung Kawi telah dilengkapi dengan fasilitas penginapan yang relatif murah. Terdapat sekitar sepuluh penginapan dengan tarif yang bervariasi. Mulai dari harga Rp. 30.000 sampai dengan harga Rp. 200.000. Fasilitas ini terbilang sederhana, tetapi banyak digunakan oleh wisatawan dan peziarah.
Untuk memudahkan Anda ketika berwisata dan mencari hiburan yang berbeda di pegunungan. Lebih baik gunakan jasa pemandu wisata. Biasanya para pemandu wisata tidak memiliki tarif tertentu. Jadi terlebih dahulu Anda melakukan penawaran agar tidak merasa kemahalan.
Source : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6689469